Kamis, 10 November 2011

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Capai 6,5 %

Jakarta - Pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) kuartal III-2011 mencapai 6,5 persen. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Neraca Analis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS), Slamet Sutomo, dalam jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (7/11/2011).


Dikatakan Slamet, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan III-2011 mencapai Rp1,923,6 triliun. Lebih lanjut, ia mengatakan pada PDB kuartal III-2011 dibandingkan dengan kurtal II/2011 mengalami peningkatan mencapai 3,5 persen. Menurutnya, pertumbuhan kuartal III secara (Q to Q) mengalami peningkatan dikarenakan ditopang oleh pertumbuhan sektor Pertanian, Perternakan Kehutanan dan perikanan 5 persen, Perdagangan, Hotel dan restoran 4,4 persen dan pengangkutan dan komunikasi 3,6 persen. "Sektor pertanian menjadi tertinggi karena perkebunan mengalami peningkatan cukup besar khususnya di kopi dan karet. Dimana perkebunan menyumbang 22 persen,"tuturnya.


Dari sisi permintaan lanjut, Slamet mengatakan, pengeluaran rumah tangga mencapai 2,7 persen. Pengeluaran konsumsi pemerintah 0,2 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 1,7 persen net dan ekspor 3,3 persen. "Ekspor masih menyumbang besar yaitu 8,3% namun impornya juga masih tinggi 5,0%,"tuturnya.


Ia menambahkan pertumbuhan Indonesia ini mengalami sedikit perlambatan karena pengaruh perlambatan ekonomi global sehingga ekspor mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya. Ditambah lagi harga komoditas juga mengalami penurunan.


"Kita masih beruntung karena ekonomi domestik kita tinggi, sehingga bisa menjaga pertumbuhan,"tuturnya.


Sementara untuk Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi konsumen (ITK) mengalami peningkatan. Dimana ITB pada triwulan III-2011 sebesar 107,86 sedangkan ITB triwulan II-2011 sebesar 105,75.


"Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan III-2011 terjadi disemua sektor. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 112,85 sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami peningkatan bisnis sebesar 105,13," ujarnya.


Lebih lanjut terkait Indeks tendensi konsumen yang juga mengalami peningkatan sebesar 11,24 dimana sebelumnya ITK nasional atau kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III-2011 sebesar 106,36. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen ini ditopang oleh peningkatan pendapatan rumah tangga, rendahnya pengaruh inflasi teradap konsumsi makanan sehari-hari dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan.


Lebih lanjut ia mengatakan, peningkatan ekonomi konsumen ini terjadi disemua provinsi. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah provinsi Kalimantan Timur dan provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki nilai ITK terendah.

Data National Investation

Total investasi yang terindikasi untuk mendukung proyek-proyek MP3EI adalah senilai Rp 4.012 triliun, yakni dengan kontribusi dari swasta sebesar 51 persen, pemerintah 10 persen, badan usaha milik negara 18 persen, dan campuran 21 persen. Investasi itu sebesar Rp 1.290 triliun mengalir ke pulau Jawa, lalu Rp 945 triliun dialokasikan ke pulau Kalimantan, Rp 714 triliun di Sumatera, Rp 622 triliun di Papua dan Kepulauan Maluku, Rp 309 triliun ke Sulawesi, dan Rp 133 triliun ke Bali-Nusa Tenggara.

MP3EI ini menargetkan pendapatan per kapita pada akhir tahun 2025 mencapai AS$ 14.250-15.500, naik di atas pendapatan per kapita saat ini yang ada diposisi AS$ 3.000 dollar AS). Fokus MP3EI adalah delapan program dengan 22 kegiatan ekonomi.


Delapan program adalah pertanian, pertambangan, energi, industri, keluatan, parawisata, dan telematika. Adapun 22 kegiatan ekonomi yang difokuskan adalah, perkapalan, tekstil, makanan-minuman, besi baja, alat utama sistem persenjataan, kelapa sawit, karet, kakao, peternakan, perkayuan, minyak dan gas. Selain itu, batubara, nikel, tembaga, bauksit, perikanan, parawisata, pertanian pangan, pengembangan kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi-Tangerang, Jembatan Selat Sunda, peralatan transportasi dan telematika.