Senin, 28 Februari 2011

info kegiatan : Mengenalkan Teknologi Bahan Bangunan

Mengenalkan Teknologi Bahan Bangunan

JAKARTA, Media Indonesia - DI Asia, khususnya di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan bahan bangunan dan teknologi yang menyertainya boleh dikata sangat melejit Banyak proyek terkemuka di kawasan ini yang telah mengadopsi teknologi bahan bangunan terkini hingga mampu mencapai level bangunan kelas dunia. Sebagai bagian utama dari industri konstruksi, bahan bangunan memang dituntut untuk selalu berkembang. Bahan baru, teknologi, dan teknik yang up to date harus terus muncul untuk mengimbangi dinamika industri konstruksi yang sangat laju.

Bukan hanya itu, kebutuhan masyarakat akan pengetahuan teknologi dan bahan bangunan juga semakin tinggi. Bahkan ada yang mengibaratkan, kebutuhan akan bahan bangunan seperti kebutuhan makanan; terus dibutuhkan dan permintaannya terus naik. Itulah mengapa inovasi-inovasi di bidang teknologi bahan bangunan makin menjadi tuntutan zaman. Itu juga alasan mengapa metode penciptaan bahan bangunan harus terus berkembang lebih efektif dan efisien.

Kebutuhan dan tuntutan ini tentu saja akan membawa peluang baru sekaligus tantangan untuk industri bahan bangunan secara global. Pun jikamelihat perkembangan yang terjadi sekarang ini, produsen-produsen bahan bangunan tampaknya sangat menyadari hal tersebut. Bagi mereka, tanpa ada tantangan yang melahirkan mampu inovasi, maka bisnis mereka akan habis digilas zaman. Persoalannya, ketika inovasi dan tren teknologi di bidang bahan bangunan itu sudah dilakukan, bagaimana mempertemukannya dengan pasar?

Inilah yang selama beberapa tahun terakhir coba ditawarkan PT Debindomulti Adhiswasti dengan mengadakan IndoBuildtech. Pameran yang kali ini sudah masuk tahun penyelenggaraan yang ke delapan ini memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa di bidang industri dan teknologi bahan bangunan, baik bagi kontraktor, profesional, arsitek, desainer interior-eksterior, distributor, maupun agen.


Berikut Acara-2 yang Ok punya, so Dont Mizz It :


semoga bermanfaat
salam

AS

Gedung Pemerintah Jadi Contoh Green Building

Gedung Pemerintah Jadi Contoh Green Building                  

JAKARTA, KOMPAS.com - Green Building Council Indonesia (GBCI) akan mengutamakan sertifikasi green building gedung-gedung pemerintahan sebagai contoh bagi pengelola gedung swasta.

Menurut Ignesjz Kemalawarta, Director Membership Green Building Council Indonesia, gedung milik pemerintahan yang sedang dalam proses sertifikasi seperti gedung DPRD DKI, gedung baru Kementrian Pekerjan Umum (PU). "Memang tahapan untuk sertifikasi green building itu panjang, sebagai tahap awal dan target tahun ini kami mengutamakan gedung milik pemerintahan," katanya di Jakarta, Kamis (24/2/2011).
Tak hanya gedung pemerintahan, GBCI juga menargetkan penyelesaian sertifikasi lima gedung dari 27 gedung yang telah mendaftar. Dari 27 gedung ini, 10 diantaranya merupakan pilot proyek gedung baru (new building) dan 17 proyek sedang dalam tahap pembatasan. "Yang new building mendaftar bulan Januari kemarin seperti mal Senayan City, Central Park, dan gedung BCA Tower di Grand Indonesia," ujarnya.
Ignesjz mengakui untuk proses sertifikasi green building memakan proses tahapan yang cukup panjang. Untuk gedung baru, proses sertifikasi bisa mencapai satu tahun atau dari desain sampai pembangunannya rampung.
Prosesnya dari tahapan pembuatan desain gedung, perencanaan, lantas penilaian apakah perencanaan tersebut bisa diterima atau tidak. Penilaian akan berlanjut sampai bangunan tersebut rampung. Sementara tahapan untuk gedung yang telah ada (existing building) lebih cepat karena bangunannya sudah ada, tinggal melakukan audit untuk biaya dan kualitas materialnya.
"Sertifikat yang kami keluarkan itu untuk tiga tahun. Nanti setelah itu akan dievaluasi kembali. Seandainya tidak bisa mempertahankan konsep green building, standar rating sertifikasi bisa diturunkan atau dicabut," jelasnya.
Lembaga konsil bangunan hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (not-for profit) yang berkomitmen terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.
GBCI merupakan Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat ini beranggotakan 73 negara dan hanya memiliki satu GBC di setiap negara.

semoga bermanfaat
salam

AS

Memilih Alat Konstruksi Proyek Yang Tepat

Memilih Alat Konstruksi Proyek Yang Tepat   
Dalam setiap pembangunan konstruksi membutuhkan tidak hanya material bangunan dan tenaga kerja saja terlebih dahulu memerlukan perencanaan. Dalam sistem konstruksi, perencanaan memerlukan pengetahuan dan pengalaman untuk mengetahui apa peralatan yang diperlukan, ketika akan digunakan dan untuk berapa lama akan di lokasi, apakah akan melakukan sewa alat berat, dsb. Faktor-faktor apa saja yang diperlukan dalam pemilihan peralatan konstruksi dan bagaimana seharusnya diperoleh. Semua itu menjadi bahan pertimbangan untuk menghemat waktu dan uang. Berikut lima tips dalam perencanaan dan pemilihan  perala tan konstruksi :
 
1. Ketahui Peralatan Tersebut
Setiap bagian dari peralatan sistem konstruksi dirancang untuk tujuan tertentu. Bila Anda meninjau rencana penting untuk mengetahui apakah peralatan yang diperlukan dan kapan dalam proses konstruksi akan digunakan. Jika terampil, kontraktor dapat mengidentifikasi apa peralatan konstruksi, sistem instalasi yang diperlukan untuk meninjau proyek tugas. Pengetahuan dan pengalaman dalam peralatan konstruksi akan membantu menentukan jenis peralatan kerja sebagaimana yang diperlukan.
 
2. Menggunakan peralatan standar
Dalam manajemen proyek, ketika berhadapan dengan peralatan konstruksi, cobalah untuk menggunakan bahan-bahan yang standar baik kualitas dan produksi nya. Ini adalah bagian standar yang harus tersedia di
toko penjualan peralatan konstruksi (suplyer). Hal ini akan mudah untuk menemukan bila Anda akan mengganti peralatan di lokasi tertentu jika memerlukan bagian pengganti. Bisa juga dengan melakukan sewa alat berat.
 
3. Gunakan Peralatan Yang Lebih  Kecil
Terdapat cukup banyak peralatan besar dan material di lingkungan Anda. Jadi, jika mungkin, hindari menggunakan peralatan besar. Hal ini dikarenakan  tidak ekonomis dan
lebih sulit untuk bekerja di lingkungan yang lebih kecil dibandingkan dengan peralatan yang dapat memenuhi semua lingkungan.

4. Merekrut Tenaga Ahli Bidang Peralatan
Merekrut tenaga terampil bidang peralatan konstruksi (insinyur) menjadi hal yang lebih strategis.  Hal ini  dikarenakan mereka tahu cara untuk menggunakan peralatan  konstruksi serta mampu
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan keahlain mereka di bidang peralatan.  Selain itu, tenaga ahli  yang  berpengalaman dapat membantu mengurangi biaya untuk peralatan sewa, maupun pemeliharaannya.
 
5. Beli Dari Vendor terkemuka
Dalam melakukan manajemen proyek, saat belanja untuk peralatan konstruksi, sangat penting untuk menghitung biaya dikeluarkan oleh unit produksi. Keputusan apakah akan menyewa atau membeli peralatan hanya berdasarkan investasi awal dan / atau biaya kepemilikan per unit waktu tidak akan memberikan gambaran yang penuh potensi dari total biaya. Jika peralatan rusak, tidak hanya ada biaya untuk memperbaiki peralatan konstruksi, tetapi juga kehilangan waktu yang mengarah ke proyek dan keterlambatan, peningkatan biaya proyek. Baik menyewa atau membeli, pastikan Anda menggunakan peralatan konstruksi dari vendor/ suplier yang menyediakan kualitas peralatan dan jasa yang terpercaya.

semoga bermanfaat
salam

AS